Mendengarkan merupakan kegiatan yang terkesan mudah dilakukan. Namun,
tanpa sadar, seringkali tidak melakukan hal yang satu ini. Padahal,
mendengarkan apa yang diinginkan dan disampaikan oleh anak merupakan
bagian yang sangat penting untuk pertumbuhan anak itu sendiri.
Misalnya, ketika anak masih bayi, orangtua pasti mendengarkan apa
keinginan anak bila menangis. Entah karena meminta popok diganti, rasa
lapar atau sekedar untuk mendapatkan perhatian saja. Ketika anak
beranjak besar dan mulai mampu mengkomunikasikan keinginan secara
verbal, bukankah orangtua tetap mendengarkan keinginannya? Semakin anak
bertambah besar, anak mempunyai lebih banyak keinginan. Bila keinginan
mereka tidak terpenuhi, bisa jadi berefek pada pertumbuhannya.
Keinginan yang dimaksud tentu saja yang berhubungan dengan kebutuhan
emosional anak. Sebagai manusia tentu pernah merasakan kesedihan,
frustasi dan juga kemarahan yang harus diungkapkan. Begitu juga pada
anak. Sebagai orangtua, tentu akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk
anak. Seluruh daya dan upaya terfokus pada anak. Hingga lama kelamaan
orangtua tidak tahu pakan waktunya untuk menjadikan anak sebagai objek
dan mulai menjadikannya sebagai subyek denganmengetahui apa yang
sebenarnya diinginkan oleh anak.
Ada banyak keinginan anak yang mungkin berbeda dengan kebutuhan yang
dipikirkan oleh orangtua, keinginannya untuk selalu bersama dan
kehangatan perhatian orangtua dan juga orang-orang disekitarnya. Mereka
juga butuh untuk bermain, mendapatkan ruangan yang cukup luas untuk
bereksplorasi, serta berbagai eksprerimen. Bila orangtua mampu
mendengarkan dan memberikan waktu yang cukup dan merasakan apa yang
mereka inginkan, hal ini akan membuat sebuah arti besar dalam
perkembangan pribadi anak.
Perasaan membutuhkan yang kadang timbul
Anak membutuhkan banyak perasaan, seperti perasaan untuk diperhatikan,
diberi makanan, keinginan untuk tetap dekat dengan orangtuanya, serta
kepastian bahwa segalanya akan berjalan dengan baik (terutama saat anak
merasa sedih dan takut) kadang keinginan ini tidak dapat begitu saja
diketahui dan diberikan oleh orangtua. Keinginan ini akan terus
dirasakan oleh anak, meskipun orangtua merasa sudah memberikan semua
kepada anak.
Saat orangtua tidak berada didekat anak, anak dapat merasa tidak aman,
sehingga menjadi gelisah, rewel dan sering menangis. Ini adalah salah
satu bentuk ungkapan anak yang tidak dapat terkatakan.
Jangan pernah menghiraukan bila anak berkata “Aku ingin sama Mama”, “Aku
ingin diperhatikan” atau “Aku takut, aku tidak ingin berpisah dari ayah
bila berada diluar rumah”. Namun, juga tidak bijak bila kemudian
orangtua membiarkan anak tetap berada dirumah, tanpa memberinya
kesempatan untuk bermain diuar saat anak menginginkannya.
Anak berusaha menutupi perasaannya.
Terkadang dihatinya yang paling dalam, anak tahu bahwa perasaannnya
harus diungkapkan. Namun, akibat ketidaktahuannya, perasaan itu kerap
diungkapkannya dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan menyakiti
dirinya sendiri, dengan menangis ataupun dengan ledakan amarah untuk
meluapkan perasaan yang terpendamnya. Semakin besar, anak mulai dapat
menggunakan bahasa tubuh, akal pikiran dan juga dengan bahasa verbal
kala anak mulai mampu mengucapkan kata-kata.
Namun, saat anak menutupi keinginannya ataupun mengalami hambatan dalam
mengungkapkan keinginannya, mereka akan berusaha mengungkapkannya dengan
berbagai macam tindakan yang kadang tidak dimengerti orangtua.
Perhatian Orantua sangat penting artinya
Agar anak mampu mengungkapkan apa yang diinginkan secara positif,
diperlukan waktu panjang dimana anak memperoleh banyak perhatian dan
kasih sayang. Sehingga anak akan merasa keinginan dan kebutuhannya
didengarkan oleh orangtua. Tanggapan positif atas ungkapannya ini akan
membuat anak merasa lega, bahwa apa yang diinginkannya diterima baik
oleh orangtua. Sabar adalah kunci utama dalam mendengarkan keinginannya.
Sebab, tanggapan lembut dan perhatian yang besar akan membuat anak
menjadi percaya diri. Dengan begitu, anak tidak perlu lagi mengungkapkan
perasaannya dengan cara yang negatif.
Menjadi Pendengar Yang Baik Memang Tidak Mudah
Bila orangtua membiarkan anak melakukan tindakan negatif ketika anak
tidak mampu mengungkapkan keinginannya, seperti menagis atau marah yang
meledak-ledak, ada banyak hal yang harus orangtua agar tindakan ini
tidak terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Orangtua sering merasa
bersalah dan cepat sedih bila anak tidak mendapatkan apa yang
diinginkannya, atau menjadi marah saat mendengar rengekannya. Bila tidak
sabar, bisa jadi emosi akan terpancing yang justru akan membuat situasi
menjadi semakin buruk. Baik bagi anak maupun bagi orangtua itu sendiri.
Padahal saat anak merengek, yang dibutuhkannya adalah pelukan dan
kepastian bahwa apa yang dilakukan oleh orangtua adalah demi
kebaikannya. Disinilah perlunya jalinan komunikasi yang baik antara
orangtua dan anak.
Mendengarkan memang butuh keahlian
Dunia menjadi tempat yang sangat berbeda, bila orangtua mampu membangun
kedekatan serta pola asuh yang lebih efektif dalam menghadapi tangisan
dan kemarahan anak, ketika anak tidak bisa mendapatkan apa yang
diinginkannya. Anak akan mempunyai kesempatan untuk tumbuh dengan
perasaan negatif yang sangat minimal, terutama bila anak mendapatkan
perhatian yang cukup dari orangtua.
Mendengarkan apa yang diinginkan oleh anak dan memberikan penjelasan
yang cukup dapat diterima akan membantu anak berkembang menjadi individu
dengan kepribadian yang kuat. Orangtua yang mampu membuat limitasi dam
mampu mendengarkan perasaan dan keinginan anak, akan membantu anak
tumbuh menjadi anak yang penuh pertimbangan, bertanggung jawab, serta
peka terhadap perasaan oranglain.
Sumber : Blog Wajah Bocah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar