Welcome to San's Zone Blog....Lets share together ^^

Senin, 26 Maret 2012

Belajar Mendengarkan Keinginan Anak

Mendengarkan merupakan kegiatan yang terkesan mudah dilakukan. Namun, tanpa sadar, seringkali tidak melakukan hal yang satu ini. Padahal, mendengarkan apa yang diinginkan dan disampaikan oleh anak merupakan bagian yang sangat penting untuk pertumbuhan anak itu sendiri.
Misalnya, ketika anak masih bayi, orangtua pasti mendengarkan apa keinginan anak bila menangis. Entah karena meminta popok diganti, rasa lapar atau sekedar untuk mendapatkan perhatian saja. Ketika anak beranjak besar dan mulai mampu mengkomunikasikan keinginan secara verbal, bukankah orangtua tetap mendengarkan keinginannya? Semakin anak bertambah besar, anak mempunyai lebih banyak keinginan. Bila keinginan mereka tidak terpenuhi, bisa jadi berefek pada pertumbuhannya.
Keinginan yang dimaksud tentu saja yang berhubungan dengan kebutuhan emosional anak. Sebagai manusia tentu pernah merasakan kesedihan, frustasi dan juga kemarahan yang harus diungkapkan. Begitu juga pada anak. Sebagai orangtua, tentu akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk anak. Seluruh daya dan upaya terfokus pada anak. Hingga lama kelamaan orangtua tidak tahu pakan waktunya untuk menjadikan anak sebagai objek dan mulai menjadikannya sebagai subyek denganmengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak.

Ada banyak keinginan anak yang mungkin berbeda dengan kebutuhan yang dipikirkan oleh orangtua, keinginannya untuk selalu bersama dan kehangatan perhatian orangtua dan juga orang-orang disekitarnya. Mereka juga butuh untuk bermain, mendapatkan ruangan yang cukup luas untuk bereksplorasi, serta berbagai eksprerimen. Bila orangtua mampu mendengarkan dan memberikan waktu yang cukup dan merasakan apa yang mereka inginkan, hal ini akan membuat sebuah arti besar dalam perkembangan pribadi anak.
Perasaan membutuhkan yang kadang timbul
Anak membutuhkan banyak perasaan, seperti perasaan untuk diperhatikan, diberi makanan, keinginan untuk tetap dekat dengan orangtuanya, serta kepastian bahwa segalanya akan berjalan dengan baik (terutama saat anak merasa sedih dan takut) kadang keinginan ini tidak dapat begitu saja diketahui dan diberikan oleh orangtua. Keinginan ini akan terus dirasakan oleh anak, meskipun orangtua merasa sudah memberikan semua kepada anak.
Saat orangtua tidak berada didekat anak, anak dapat merasa tidak aman, sehingga menjadi gelisah, rewel dan sering menangis. Ini adalah salah satu bentuk ungkapan anak yang tidak dapat terkatakan.
Jangan pernah menghiraukan bila anak berkata “Aku ingin sama Mama”, “Aku ingin diperhatikan” atau “Aku takut, aku tidak ingin berpisah dari ayah bila berada diluar rumah”. Namun, juga tidak bijak bila kemudian orangtua membiarkan anak tetap berada dirumah, tanpa memberinya kesempatan untuk bermain diuar saat anak menginginkannya.
Anak berusaha menutupi perasaannya.
Terkadang dihatinya yang paling dalam, anak tahu bahwa perasaannnya harus diungkapkan. Namun, akibat ketidaktahuannya, perasaan itu kerap diungkapkannya dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan menyakiti dirinya sendiri, dengan menangis ataupun dengan ledakan amarah untuk meluapkan perasaan yang terpendamnya. Semakin besar, anak mulai dapat menggunakan bahasa tubuh, akal pikiran dan juga dengan bahasa verbal kala anak mulai mampu mengucapkan kata-kata.
Namun, saat anak menutupi keinginannya ataupun mengalami hambatan dalam mengungkapkan keinginannya, mereka akan berusaha mengungkapkannya dengan berbagai macam tindakan yang kadang tidak dimengerti orangtua.
Perhatian Orantua sangat penting artinya
Agar anak mampu mengungkapkan apa yang diinginkan secara positif, diperlukan waktu panjang dimana anak memperoleh banyak perhatian dan kasih sayang. Sehingga anak akan merasa keinginan dan kebutuhannya didengarkan oleh orangtua. Tanggapan positif atas ungkapannya ini akan membuat anak merasa lega, bahwa apa yang diinginkannya diterima baik oleh orangtua. Sabar adalah kunci utama dalam mendengarkan keinginannya. Sebab, tanggapan lembut dan perhatian yang besar akan membuat anak menjadi percaya diri. Dengan begitu, anak tidak perlu lagi mengungkapkan perasaannya dengan cara yang negatif.
Menjadi Pendengar Yang Baik Memang Tidak Mudah
Bila orangtua membiarkan anak melakukan tindakan negatif ketika anak tidak mampu mengungkapkan keinginannya, seperti menagis atau marah yang meledak-ledak, ada banyak hal yang harus orangtua agar tindakan ini tidak terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Orangtua sering merasa bersalah dan cepat sedih bila anak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, atau menjadi marah saat mendengar rengekannya. Bila tidak sabar, bisa jadi emosi akan terpancing yang justru akan membuat situasi menjadi semakin buruk. Baik bagi anak maupun bagi orangtua itu sendiri. Padahal saat anak merengek, yang dibutuhkannya adalah pelukan dan kepastian bahwa apa yang dilakukan oleh orangtua adalah demi kebaikannya. Disinilah perlunya jalinan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.
Mendengarkan memang butuh keahlian
Dunia menjadi tempat yang sangat berbeda, bila orangtua mampu membangun kedekatan serta pola asuh yang lebih efektif dalam menghadapi tangisan dan kemarahan anak, ketika anak tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Anak akan mempunyai kesempatan untuk tumbuh dengan perasaan negatif yang sangat minimal, terutama bila anak mendapatkan perhatian yang cukup dari orangtua.
Mendengarkan apa yang diinginkan oleh anak dan memberikan penjelasan yang cukup dapat diterima akan membantu anak berkembang menjadi individu dengan kepribadian yang kuat. Orangtua yang mampu membuat limitasi dam mampu mendengarkan perasaan dan keinginan anak, akan membantu anak tumbuh menjadi anak yang penuh pertimbangan, bertanggung jawab, serta peka terhadap perasaan oranglain.

Sumber : Blog Wajah Bocah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar